Cara Istinja dan Adab Buang Hajat
Cara Istinja dan Adab Buang Hajat - Istinja adalah memebersihkan kemaluan dan atau dubur
setelah mengeluarkan air seni atau kortoran (tinja). Istinja ini hukumnya wajib
karena jika tidak di bersihkan, dapat dipastiakan akan tertinggal sebagian air
kencing maupun kotoran. Kecuali dikhawatirkan akan menyebabkan timbulnya
penyakit, juga akan menyebabkan tidak sahnya sebuah peribadatan karena masih
adanya najis bahkan yang lebih ngeri lagi dapat menyebabkan sisksa di akherat
kelak.
Sabda Nabi Muhammad Saw :
Beliau telah
melewati dua buah kuburan, ketika itu beliau bersabda, “Kedua orang yang ada di
dalam kubur ini disiksa. Seorang disiksa karena mengadu domba orang, dan yang
seorang lagi karena tidak istinja kencingnya.” (sepakat ahli hadist)
Tata Cara Istinja’
Istinja sama halnya dengan bersuci, sehingga untuk
kesempurnaan istinja memerlukan sarana untuk melakukanya. Baca artikel :
Sarana/alat Untuk Bersuci.
Adapun tata
cara istinja yang benar sesuai yang di contohkan Nabi Saw adalah sebagai
berikut:
1. Di basuh atau Dicuci Dengan Air
Paling utama beristinja’ adalah dengan air karena air di
yakini dapat melarutkan segala kotoran maupun najis. Pada jaman modern seperti
sekarang dapat di padukan lagi dengan sabun ataupun antiseptik. Kecuali bersih,
menghilangkan bau juga mencegah timbulnya penyakit. Yang demikian di
perbolehkan bahkan dianjurkan.
2. Dengan Batu.
Sarana bersuci khususnya untuk beristinja’ dengan batu di
lakukan jika tidak di temukan air. Jumlah batu yang digunakan untuk
berististinja’ minimal tiga batu atau satu batu yang bersisi tiga. Batu yang di
maksud disini adalah benda keras yang kering, kesat dan suci seperti kayu,
tembikar dan sebagainya. Bisa juga menggunakan daun, tissu atau kertas yang
suci dan kering.
Sabda Nabi Muhammad Saw. :
- “Apabila salah
seorang di antara kamu beristinja’ dengan batu hendaknya ganjil.” (riwayat
Bukhori dan Muslim).
- Sulaiman berkata,
“Rosululloh melarang kita beristinja’
dengan batu kurang dari tiga.” (riwayat Muslim)
Syarat istinja’ dengan batu atau yang sejenisnya
hendaknya dilakukan sebelum kotoran kering dan kotoran itu tidak mengenai
tempat lain selain tempat keluarnya. Jika itu sudah mengering atau mengenai
tempat lain selain tempat keluarnya maka tidak sah lagi istinja’ menggunakan
batu tetapi harus wajib menggunakan air.
Adab Buang Air Kecil dan Basar
Adapun adab adab ketika buang air kecil maupun buang air
besar adalah sebagai berikut :
1. Sunah mendahulukan kaki kiri ketika masuk WC atau
toilet, dan mandahulukan kaki kanan ketika keluarnya. Sesuatu yang mulia
hendaknya di mulai dengan kanan dan sebaliknya setiap yang hina di lakukan
dimulai dengan kiri.
2. Berdoa sebelum dan sesudah masuk WC atau toilet.
3. Melepaskan segala sesuatu yang bertuliskan nama Nabi
Muhammad Saw, ayat Alquran dan nama Alloh Swt, sebagai mana Nabi melepaskan
cincinnya yang berukir Muhammad Rasululloh. (riwayat Ibnu Hibban)
4. Dilarang berkata kata selama dalam toilet kecuali yang
sangat di perlukan dan tidak dapat di tangguhkan. Sebab Nabi Muhammad Saw
melarang yang demikian itu (riwayat Hakim)
5. Hendaknya memakai alas kaki seperti sandal atau sepatu
sebagaimana Nabi Muhammad Saw apabila masuk WC, beliau memakai sepatu. (riwayat
Baihaqi)
6. Jangan buang air besar ataupun kecildi air yang tenang/
tidak mengalir kecuali air yang tenang tersebut dalam jumlah yang banyak,
seperti danau. Raosululloh melarang kencing di air yang tenang. (riwayat
Muslim)
7. Dilarang buang air pada lubang lubang tanah, karena di
khawatirkan di dalamnya terdapat binatang yang akan tersakiti dalam lubang itu
dan Rosululloh Saw melarang yang demikian itu (riwayat Abu Dawud)
8. Jangan buang air di tempat peristirahatan atau tempat
pemberhentian orang karena akan mengganggu setiap orang yang singgah dan
istirahat di tempat tersebut.
Belum ada Komentar untuk "Cara Istinja dan Adab Buang Hajat"